Masalah-masalah
Sosial dan Media Massa
Para akademisi dan
praktisi meramalkan bahwa bahwa media massa akan mengalami perubahan secara
drastic baik sifat, peran, maupun jenisnya. Hal ini disebabkan karena perubahan
sosial yang begitu cepat dan tuntutan-tuntutan pemilik modal yang begitu kuat
sehingga siapa pun yang telah memilih bekerja di media massa akan memiliki visi
yang sama, yaitu “menyelamatkan diri” dengan menyelamatkan medianya dari
kebangkrutan atau dari larinya pemilik modal.
Ini berarti secara tidak langsung media massa tidak lagi menjalankan fungsi
utamanya dan juga telah merubah visi dan misi media massa. Kalau secara teori
media massa adalah institusi yang berfungsi memberi informasi, edukasi dan
hiburan maka dikhawatirkan pada masa yang akan datang fungsinya berubah dengan
memberi informasi yang tidak edukatif dan hiburan yang tidak edukatif pula.
Dengan kata lain, media massa memiliki sisi gelap di mata masyarakat. saat ini,
media massa distigmakan sebagai lembaga penghasut, pencetus kerusuhan, pencetus
masalah sosial dan sebagainya.
Media massa saat ini dianggap miskin dari fungsi edukasi nilai-nilai
kemanusiaan, media massa justru menjadi corong provokasi nilai-nilai kehewanan,
seperti materialistis, mistisme, hedonisme, seks, konsumerisme, kekerasan,
sekularisme, mistisme, dan semacamnya yang dimana semua itu telah menjadi masalah-masalah sosial dalam masyarakat saat ini.
Berikut dibawah ini masalah masalah yang
terjadi pada media massa :
1. Kekerasan perempuan di Media Massa
·
Citra Kekerasan Perempuan
Keindahan perempuan dan
kekaguman lelaki terhadap perempuan adalah cerita klasik dalam sejarah umat
manusia. Dua hal itu pula menjadi dominan dalam inspirasi banyak pekerja seni
dari masa ke masa. Eksploitasi perempuan dalam pencitraan media massa tidak
saja karena kerelaan perempuan,namun juga karena kebutuhan kelas sosial itu
sendiri. Sayangnya kehadiran perempuan dalam kelas sosial itu masih menjadi
dari refleksi realitas sosial masyarakatnya bahwa perempuan selalu menjadi
subordinat kebudayaan laki-laki.
·
Kekuasaan Laki-laki Atas Perempuan
Dari sisi pemaknaan,
pemberitaan media massa juga tidak seimbang antara pemaknaan ruang publik
laki-laki dan ruang piblik perempuan. Ketika pemberitaan media massa menyangkut
persoalan laki-laki, maka media massa menyorotinya sebagai pahlawan karena
masyarakat membutuhkan mereka. Namun ketika sorotan media massa pada persoalan
perempuan, terkesan maknanya sebagai pelengkap pemberitaan pada hari itu.
Persoalan menjadi serius ketika pmberitaan media massa menyangkut sisi-sisi aurat
perempuan makna pemberitaannya justru menjadi konsumsi laki-laki, maka disitu
terkesan bahwa perempuan sedang dieksploitasi sebagai sikap ketidakadilan
terhadap perempuan dan bahkan kekerasan terhadap mereka.
2.
Kekerasan
dan sadism
Kekerasan media massa
bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media televisi, dari kekerasan
dengan katat-kata kasar sampai dengan siaran-siaran rekonstruksi kekerasan yang
dapat ditonton di televisi. Bentuk kekerasan dan sadism media massa dengan
modus yang sama di semua media lebih banyak menonjolkan kengerian dan keseraman
di mana tujuan pemberitaan itu sendiri.
Kejahatan di media massa terdiri dari beberapa macam, seperti
(1) kekerasan terhadap diri sendiri, seperti
bunuh diri,
(2) kekerasan kepada orang lain, seperti
menganiaya orang lain,
(3) kekerasan kolektif, seperti perkelahian
missal,
(4) kekerasan dengan skala yang lebih besar,
seperti peperangan dan terorisme.
3. Pembunuhan Karakter
Pembunuhan
karakter adalah juga kekerasan terhadap orang lain, karena tidak seorang pun
berhak menghalangi seseorang untuk berkarya mengekspresikan diri dan
mengembangkan karakternya di masyarakat. Bagi media massa yang menggunakan
paradigm war journalism pembunuhan karakter ini adalah model produksi
jurnalisnya, tanpa memandang apa pun akibat dari pemberitaannya bagi semua
pihak.
KESIMPULAN
Saya
berpendapat bahwa media sangatlah bewrpengaruh bagi masyarakat. Karena dari
medialah masyarakat mendapatkan informasi. Jadi bila media selalu menampilkan
informasi yang tidak berbobot maka hubungannya dengan masyarakat sangat kuat
yang akhirnya masyarakat pun mempunyai pemikiran yang tidak berbobot pula. Jadi
pada dasarnya mulailah media masuk dalam arti media massa yang sebenarnya yaitu
institusi
yang berfungsi memberi informasi, edukasi dan hiburan. Berilah informasi yang
berbobot yang bisa menambah pengetahuan masyarakat. Berilah hiburan hiburan
yang menarik dan yang masuk akal. Janganlah menjadi media yang hanya
menginginkan mendapatkan rating tinggi tapi tidak mengedepankan informasi yang
bermutu dan satu lagi yang paling penting adalah banyak belajarlah dari
pengalaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar